Ilustrasi 1 Taman Sriksetra
Pembuatan taman Sriksetra merupakan bhakti keagamaan Dapunta Hyang Sri Jayanasa sebagai seorang Budhis. Harapan beliau "agar taman tersebut dipelihara sebaik-baiknya sehingga bermanfaat sepanjang masa, dan agar masyarakat sadar sesuai ajaran Budha". Kisah pembuatan taman Sriksetra terdapat pada Prasasti Talang Tuo yang memuat angka tahun 606 Saka (684 Masehi). Pada prasasti Talang Tuo tertulis bahwa Taman Sriksetra ditujukan "untuk kebahagiaan semua makhluk hidup". Sriksetra harus diartikan sebagai sebuah taman ekologis; sebuah hutan luas yang ditata untuk menjaga kelestarian lingkungan dan alam, terutama di sekitar pusat kekuasaan Sriwijaya (Sumber: Kadatuan Sriwijaya Perjalanan Suci, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Kemendikbud).
Prasasi Talang Tuo - Catatan Historis Pembangunan Taman Sriksetra di Sriwijaya
Prasasti Talang Tuo pertama kali ditemukan oleh Louis Constant Westenenk pada 17 November 1920 di daerah kaki Bukit Siguntang, dekat Palembang dan saat ini disimpan di Museum Nasional Indonesia. Prasasti Talang Tuo ditulis menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Melayu Kuno, dipahat pada batu datar berukuran 50 cm x 80 cm.
Ilustrasi 2 Taman Sriksetra
Berbagai tanaman dan pohon yang bermanfaat bagi kehidupan keseharian rakyat Sriwijaya terdapat di taman ini.
Isi Prasasti Talang Tuo ini cukup panjang dan memuat beberapa informasi penting, selain mengenai pembangunan Taman Sriksetra atas perintah Dapunta Hyang Sri Jayanasa, juga menunjukkan sifat agama Budha melalui banyaknya doa dan harapan. Melalui prasasti ini terungkap bahwa Kerajaan Sriwijaya tengah berkonsentrasi untuk memakmurkan negerinya. Berdasarkan letak penemuannya, prasasti ini semakin mendukung argumen bahwa Kadatuan Sriwijaya berpusat di tepian Sungai Musi, di daerah Palembang Sumatera Selatan.
Sumber:https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/19/150000079/prasasti-talang-tuo-lokasi-penemuan-isi-dan-maknanya?page=all (diakses 18 Oktober 2022)
Ilustrasi 3 Pembangunan Taman Sriksetra
"Pada tanggal 23 Maret 684 Masehi, pada saat itulah taman ini yang dinamakan Sriksetra dibuat di bawah pimpinan Sri Baginda Sri Jayanasa. Inilah niat baginda: Semoga yang ditanam disini, pohon kelapa, pinang, aren, sagu, dan bermacam-macam pohon, buahnya dapat dimakan, demkian pula bambu haur, waluh, dan pattum, dan sebagainya, dan semoga juga tanaman-tanaman lainnya dengan bendungan-bendungan dan kolam-kolamnya, dan semua amal yang saya berikan, dapat digunakan untuk kebaikan makhluk hidup, yang dapat pindah tempat dan yang tidak, dan bagi mereka menjadi jalan terbaik untuk mendapatkan kebahagiaan......."
Inilah sepenggal kalimat yang diabadikan pada Prasasti Talang Tuo. Disadari atau tidak, Dapunta Hyang membangun Taman Sriksetra di tempat yang tinggi jauh dari permukiman penduduk kota. Apakah ini suatu upaya konservasi lahan agar tidak menjadi erosi dan tempat peresapan air tanah bagi penduduk kota Palembang masa lalu. Namun memang dari lokasi taman itu mengalir dua batang sungai ke arah kota Palembang sekarang, yaitu Sungai Kedukan dan Sungai Sekanak. Kedua batang sungai ini mungkin dulunya berair jernih dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bagi penduduk kota Sriwijaya.
(diakses 20 Oktober 2022)
Comments